Terompet siap ditiup dan genderang siap ditabuh, barisan buruh siap beraksi. Tanggal 1 May yang ditetapkan sebagai hari buruh internasional tinggal menghitung menit lagi. Berbagai persiapan sudah dilakukan untuk menyambut seremonial ini. Di Cikarang yang merupakan daerah industri, seremonial ini telah dipersiapkan dan diantisipasi efeknya sebelum hari H. Pertanyaannya, kok disiapkan? Ya..tentu saja teman-teman buruh dan serikat pekerja sudah mempersiapkan rencana aksi turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi mereka. Pertanyaan berikutnya, kok perlu diantisipasi?
Tentunya masih ingat dengan aksi gabungan serikat pekerja beberapa waktu lalu berkaitan dengan issue perseteruan dengan Apindo mengenai penetapan UMK Bekasi. Aksi turun ke jalan dengan melakukan sweeping terhadap pabrik-pabrik di kawasan industri seputar Bekasi dilakukan untuk menggalang massa dengan jumlah yang banyak. Salah satu aksinya adalah dengan melakukan penutupan akses tol sehingga menyebabkan lumpuhnya jalur Jakarta - Cikampek selama beberapa jam. Aksi tersebut akhirnya menjadi issue nasional yang membuat SBY memerintahkan menterinya untuk turun tangan menyelesaikan kasus ini. Kesepakatan berikutnya menghasilkan putusan yang meluluskan permintaan para buruh dan mencatatkan buruh di Kabupaten Bekasi sebagai penerima UMK tertinggi di Indonesia.
Aksi sweeping ke dalam pabrik di kawasan industri dan pemblokiran akses tol ini yang akan diantisipasi oleh para pengusaha dan aparat terkait. Pihak manajemen pengelola kawasan industri sudah mengeluarkan surat edaran untuk menghimbau kepada perusahaan-perusahaan di dalam kawasan industri yang dikelolanya untuk mengadakan perundingan dengan serikat pekerja masing-masing untuk kelancaran seremonial May Day ini. Beberpa perusahaan memutuskan meliburkan karyawannya, meskipun banyak juga yang tetap beroperasi. Aparat keamanan juga telah mempersiapkan diri untuk melakukan pengamanan demi kelancaran jalannya aksi damai para buruh ini.
Berkaitan dengan mendekatinya seremonial May day ini, gowes Sabtu Minggu yang lalu sengaja mengambil rute muter seputar kawasan industri. Di Cikarang terdapat beberapa kawasan industri yang tersebar di beberapa lokasi. Rute kali ini mengambil jalur masuk kawasan industri EJIP dan Delta Silicon. Suasana Sabtu pagi di wilayah Cikarang beda sekali dengan hari-hari kerja yang diwarnai kemacetan panjang di akses keluar masuk pintu tol. Sabtu Minggu merupakan hari yang lumayan nyaman dinikmati untuk sekdar jalan-jalan mengisi liburan weekend dengan lalu lintas yang relatif lancar.
Perjalanan keluar dari perumahan dilanjutkan dengan menyebrangi Kali Malang dan menembus perkampungan menuju kawasan Lippo. Roda sepeda berputar perlahan ketika dari kejauhan terlihat keramaian sekelompok massa di sisi jembatan putus. Yup.. di ujung kawasan industri di Lippo ini membentang sebuah jembatan yang direncanakan menghubungkan kawasan industri ini dengan kawasan industri MM2100 di Cibitung. Kenapa disebut jembatan putus? ya..karena memang jembatan ini baru terbentang setengah badan. Ujung ke arah kawasan industri MM2100 belum dilanjutkan pengerjaannya, issue yang beredar sepertinya belum ada kesepakatan antara kedua pengembang kawasan industri ini sehingga jembatan penghubung ini terbengkalai sekian tahun dalam kondisi setengah jadi, sungguh amat disayangkan, mestinya dengan jembatan ini akses kedua kawasan industri akan semakin lancar dan tentunya mengurangi kemacetan yang menjadi makanan sehari-hari.
Lha, terus apa hubungannya jembatan putus ini dengan aksi buruh?
Beberapa waktu yang lalu di kawasan industri ini ada sebuah perusahaan otomotif perakitan motor asal negeri ginseng yang mengalami masalah dan memutuskan menutup operasinya. Imbasnya adalah ada sekian banyak karyawan yang terkena dampak penutupan operasi perusahaan ini. Bahkan issuenya para karyawan diputus sepihak tanpa medapatkan hak mereka. Hal ini memicu demo lokal karyawan perusahaan tersebut yang berlangsung cukup lama, bahkan kemudian para buruh mendirikan kemah darurat di depan bekas pabrik mereka yang sudah ditinggalkan investornya.
Seiring berjalannya waktu, aksi pendudukan pabrik tersebut belum juga membuahkan hasil. Para pekerja kemudian berinisiatif untuk mendirikan camp di ujung jembatan putus tadi, mengingat pendirian camp di depan bekas pabrik mereka yang berada di jalan utama kawasan industri sehingga sedikit mengganggu kelancaran lalu lintas. Tenda yang didirikan di ujung jembatan putus ini menjadi posko solidaritas antar buruh dan serikat pekerja. Pada waktu-waktu tertentu diadakan agenda untuk berkumpul para buruh dan serikat pekerja diisi dengan orasi untuk menyuarakan aspirasi mereka, seperti yang dilakukan pagi itu.
Perlahan pedal saya kayuh dan roda sepeda berputar menyusuri sekian banyak mobil dan motor yang diparkir sepanjang jalan menjuju mulut jembatan. Berhenti sejenak melepas lelah sambil meneguk minuman untuk melepaskan dahaga. Terdengar orasi yang berapi-api dengan sura lantang mengobarkan semangat solidaritas dari para buruh yang berkumpul. Solidaritas antar pekerja ini memang merupakan salah satu kekuatan yang menyatukan mereka. Terlihat cukup banyak pekerja yang berada di ujung jembatan itu dengan antusiasme mereka mendengarkan orasi tersebut. Entah sampai kapan jembatan putus ini akan dijadikan base camp para pekerja korban PHK tadi.
Pedal dikayuh kembali untuk berputar menuruni lereng jembatan dan meyebrang dari sisi bawah jembatan menuju kawasan MM2100. Dalam hati sempat bergumam, semoga aspirasi mereka mendapatkan respon positif dari para pengusaha dan pemerintah, sehingga para pekerja benar-benar bisa menjadi mitra bagi para pengusaha, mewujudkan sebuah sinergi positif untuk mengembangkan karya dan usaha membangun negeri ini. Dan semoga juga, penyambutan seremonial May Day besok akan berlangsung tertib, aman, dan damai sentosa. Amin..
Salam Gowes,
It's All About Bicycle |