Suasana Lebaran masih terasa. Saling bersilaturahmi dengan saudara mewarnai hari yang Fitri setelah berpuasa satu bulan lamanya. Waktunya saling bermaaf-maafan, melupakan setiap kesalahan orang lain dan yang telah kita perbuat.
Saya rasa ini adalah waktu yang tepat untuk menuangkan sebuah catatan tentang kisah perjalanan keluarga kami. Tidak terasa sudah hampir 9 tahun kami mengarungi bahtera hidup berumah tangga dengan berbagai bumbu asam garam yang mewarnai. Dikarunia seorang istri cantik dan solehah merupakan sebuah anugerah terindah bagi saya.
Menginjak tahun kedua pernikahan kami, muncul sosok seorang wanita yang membuat hati ini harus terbagi. Meski di awal terjadi perseteruan dengan istri tapi akhirnya bisa menerima kehadiran wanita itu untuk bersama satu atap di rumah mungil kami. Dan 6 bulan setelah pertemuan saya dengan wanita itu, untuk pertama kalinya saya perkenalkan dengan orang tua dan keluarga di kampung halaman, tepat saat hari Idul Fitri, saatnya silaturahmi dan saling bermafaan. Baik keluarga saya maupun keluarga istri menerima kehadiran wanita itu dengan baik tanpa pertanyaan meyelidik lebih jauh.
Kisah kami berlanjut dengan hari-hari yang semakin berwarna. Karakter istri yang agak keras seringkali menimbulkan pertengkaran-pertengkaran kecil dengan wanita itu yang seringkali membuat saya harus menempatkan posisi tengah di antara mereka. Memang mau tidak mau saya harus membagi hati dan perhatian untuk kedua wanita itu.
Dan lebaran tahun ini, seperti ritual tahun-tahun sebelumnya, kami pulang kampung untuk silaturahmi dengan keluarga. Kali ini kami bersama dengan seorang wanita lagi selain istri dan wanita itu. Baru 3 bulan yang lalu saya mengenal sosok wanita ini dan langsung membuat hati ini sekali lagi harus membagi. Meski belum lama mengenal sang wanita ke-3 ini, sudah bulat tekat akan kami bawa untuk silaturahmi sekaligus memperkenalkan ke keluarga. Istri pun lebih cepat bisa menerima kehadiran wanita ini dibanding yang sebelumnya.
Kebersamaan tinggal satu atap dengan 3 orang wanita merupakan hal yang cukup kompleks bagi seorang laki-laki, tapi tidak buat saya. Kami jalani kehidupan dengan bahagia bersama.
Dan sebenarnya kisah kami tidak cukup hanya sampai di sini. Ada seorang laki-laki di antara mereka, ya di antara dua wanita tadi. Kondisi ini menjadi semakin rumit bagi saya, bagaimana harus membagi hati ini untuk ketiga wanita yang saya sayangi, belum lagi harus berbagi kasih sayang juga antara 3 wanita dengan pria tadi. Seringkali saya relakan untuk mengalah pada laki-laki tadi mengingat usia saya lebih tua sehingga tentunya lebih dewasa dalam menyikapinya.
Bagi seorang laki-laki masih belum lengkap rasanya tanpa seorang wanita yang mendampingi. Tapi bagi saya bahkan butuh lebih dari itu, kurang rasanya kalau hanya satu orang wanita yang menemani. Dengan 3 orang wanita yang mendampingi saat ini semakin menambah kebahagiaan dalam keluarga kami, belum lagi di tambah seorang laki-laki di antara mereka, menambah ramai suasana keceriaan di rumah kami.
Ya..mereka semua adalah bagian dari keluarga kami. Saya sebagai seorang kepala keluarga didampingi seorang istri tercinta, si Kakak sebagai wanita lain yang telah mewarnai kehidupan kami 7 tahun yang lalu. Dan tepat hari ini, 3 bulan yang lalu lahir seorang wanita kecil lagi yang menambah warna dan keceriaan di hari Fitri ini, diiringi teriakan lantang seorang laki-laki di antara mereka, sang Pangeran kecil yang siap mengawal kedua Putri cantik itu.
Taqobalallahu minna wa minkum..
Taqobal ya Karim..
Minal Aidzin wal Faizin
Mohon maaf lahir & batin
Selamat Idul Fitri 1435 H
Salam dari kami untuk keluarga yang Anda sayangi.. ^_^
Salam,
HUM
0 comments:
Post a Comment