Jum’at sore saat pulang dari tempat kerja, saya sempatkan belok sejenak ke tukang koran majalah langganan di pinggir jalan buat cari bacaan sebagai teman week end. Saya sebut langganan karena memang hampir setiap minggu saya mampir di situ untuk cari majalah. Biasanya Jum’at sore sepulang kerja atau Sabtu pagi saat pulang dari gowes lokal. Pernah terpikir untuk langganan langsung ke redaksi koran dan majalah yang bisa saya baca, tapi ada pertimbangan lain yang mendasari untuk tidak berlangganan, meskipun dengan berlangganan langsung harga lebih murah.
Yang pertama dengan berlangganan artinya kita terikat untuk ‘harus’ membaca setiap kiriman datang dan itu merubah sebuah hobby menjadi ‘beban’ :D.
Pertimbangan kedua adalah sebagai media berbagai rejeki ke si penjual. Satu lagi pertimbangan mampir ke situ adalah karena di dekat lapak si Ibu tukang koran ada tukang mie ayam favorit tempat nongkrong kuliner sore habis gowes, jadi ada alasan sekalian beli majalah sekalian menikmati semangkok mie yang maknyuss..:)
Nah, seperti Jum’at sore kemarin setelah pilah-pilih majalah dilanjut menikmati semangkok mie ayam. Belum habis menyantap mie, datang lima orang cewek pesen mie ayam juga di situ dan kebetulan karena meja kursi lapak terbatas akhirnya duduk berdekatan. Dari obrolan mereka bisa disimpulkan bahwa cewek-cewek ini adalah karyawati pabrik boneka di deket situ. Memang di daerah sini banyak bertebaran kawasan industri dengan produksi yang beraneka ragam. Tanpa terasa sampailah saya pada suapan sumpit terakhir mie ayam. Ditutup dengan sedotan terakhir teh botol akhirnya saya bangkit dari kursi dan jalan ke sang penjual.
Saya keluarkan dompet dan sedikit bisik-bisik minta ke Ibu penjual mie ayam untuk bayar sekalian cewek-cewek yang duduk di dekat saya tadi. Si Ibu sempat terdiam sejenak dan memandang suaminya yang sedang asyik mencuci mangkok di sebelah seolah minta pendapat. Mungkin dia berpikir aneh ini orang, kenal juga kagak pakai acara bayarin :D
Akhirnya dengan sedikit memaksa bergerak cepat nyodorin uang trus ngeloyor pergi meninggalkan si Ibu yang masih sedikit bengong. Orang yang aneh..mungkin itu yang ada di benak sang Ibu penjual mie ayam *nyengir. Saya tidak tahu bagaimana reaksi dari 5 orang cewek tadi setelah selesai makan karena langsung tancap gas pulang ke rumah.
Saya masih ingat jaman kecil dulu seringkali ikut ketika Ibu belanja di pasar. Ada satu tempat yang selalu didatangi oleh Ibu saya ketika sudah selesai dengan semua barang belanjaan yang dibutuhkan. Tempat itu adalah lapak kecil dari seorang nenek penjual yang sudah berusia cukup tua yang sudah kurang pendengarannya serta agak pikun. Barang dagangannya tidak seperti pedagang yang lain tapi berupa gula jawa yang dibungkus kecil-kecil dan bawang merah yang juga dibungkus kecil-kecil. Ibu saya selalu datang kesitu untuk membelinya. Prosesi tawar menawar layaknya ibu-ibu dan penjual tetap berlangsung alot dengan seuara cukup keras mengingat sang nenek yang kurang pendengarannya. Saya pasti ketawa-ketawa setiap kali momen itu berulang. Di akhir sesi deal tawar-menawar, beberapa bungkus plastik gula jawa dan bawang merah berpindah ke kantong belanja Ibu saya dan yang selalu saya ingat sampai sekarang adalah Ibu saya selalu membayar sesuai harga awal atau digenapkan dan bilang bahwa kembaliannya buat nenek saja. Jadi buat apa tawar-menawar ala ibu-ibu tadi ya..? :)
Hal yang sama sekarang seringkali saya dan istri lakukan ketika beli sesuatu dari pedagang kecil. Prosesi tawar menawar tetap dilakukan tapi bayarnya kita lebihkan. Atau ketika naik taksi atau naek ojek, biar tidak ribet dengan urusan kembalian seringkali kita bulatkan buat tambahan sang Sopir. Mungkin nilainya tidak seberapa tapi kita bisa ikut bahagia ketika melihat reaksi kegembiraan dari mereka saat mengucapkan terima kasih.
Bagi Anda yang sering bepergian lewat jalan tol, boleh dicoba juga salah satu aktivitas yang sering saya lakukan, yaitu membayari juga mobil yang ada di belakang kita. Pernah salah satu ‘korban’ bayar tol yang saya lakukan sampai begitu napsu mengejar mobil saya dan setelah berada sejajar melongok keluar untuk memastikan siapa gerangan yang bayarin dia..ternyata orang yang tidak dia kenal juga *nyengir.
Kadang hal-hal kecil seperti di atas saya lakukan dengan iseng dan terjadi on the spot. Beragam efek yang muncul dari sang ‘korban’, dari yang hanya bengong, heran sampai berterima kasih yang terlihat tulus penuh kebahagiaan. Coba share yuk…kejutan kecil kebaikan apa yang pernah Anda lakukan..? :)
Salam,
HUM
0 comments:
Post a Comment